Tantangan Guru di Era Revolusi Industri 4.0
Konsep revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Klaus Schwab. Ekonom terkenal asal Jerman itu menulis dalam bukunya, The Fourth Industrial Revolution bahwa konsep itu telah mengubah hidup dan kerja manusia. Menurut Wikipedia, Revolusi Industri KeempatĀ adalah adalah sebuah kondisi pada abad ke-21 ketika terjadi perubahan besar-besaran di berbagai bidang lewat perpaduan teknologi yang mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Adanya aplikasi robotic, drone, printer 3D, sistem komputerisasi dan Go-Jek merupakan beberapa contoh kemajuan teknologi di era revolusi industri 4.0. Inti dari era ini adalah adanya penetrasi dan aplikasi teknologi ke dalam berbagai bidang kehidupan, penggunaan sistem komputer atau data digital dalam berbagai bidang pekerjaan,serta kolaborasi berbagai teknologi untuk efisiensi dan efektifitas pekerjaan. Revolusi industri generasi empat selain menyediakan peluang,tetapi juga tantangan bagi generasi milineal. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pemicu revolusi indutri juga diikuti dengan implikasi lain seperti pengangguran, kompetisi manusia dengan mesin (robot), dan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi. Perusahaan-perusahaan baik skala besar maupun kecil di era ini hampir pasti lebih menekankan adanya efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan perusahaannya. Diantaranya memaksimalkan penggunaan teknologi dalam produktivitas usaha, dan meminimalkan tenaga kerja manusia. Untuk itu kedepannya diperlukan generasi yang mempunyai skil (khususnya yang berkaitan dengan teknologi) yang mumpuni dan profesional., selain formalitas tingkat pendidikan yang dicapai. Sejak pendidikan dasar perlu sinergi dari berbagai pihak terkait untuk menyiapkan generasi mendatang yang mempunyai pengetahuan dan skil tinggi sehingga mampu bersaing di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) telah menggulirkan kurikulum 2013, sebagai salah satu pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran di pendidikan dasar dan menengah untuk mempersiapkan generasi yang mampu menghadapi era revolusi industri 4.0. Pada kurikulum 2013 ini, peserta didik lebih ditekankan untuk berpikir lebih cerdas, kreatif, inovatif, cepat tanggap dan mempunyai logika berfikir dalam pemecahan suatu masalah. Guru sebagai ujung tombak pendidikan hendaknya mampu mengimplementasikan konsep dan tujuan kurikulum tersebut dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan bidang pelajaran yang diampu. Terutama guru mata pelajaran eksak, seperti matematika, IPA dan teknik tentu lebih intensif lagi dalam memepersiapkan generasi di era revolusi indstri 4.0. Oleh karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pada ilmu-ilmu eksak. Selain harus menguasai ilmu di bidangnya dan juga mampu menerjemahkan silabus kurikulum, guru perlu melakukan berbagai inovasi metode dan model pembelajaran untuk menunjang kegiatan tersebut, diantaranya :
Pertama, memberikan dan membiasakan teori dan model soal-soal dengan tipe Higher Order Thinking SkillsĀ (HOTS), dengan tujuan untuk melatih peserta didik berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, komunikatif, berdaya nalar tinggi dan analitis. Peserta didik dituntut tidak hanya belajar dengan metode menghafal, tetapi lebih ditekankan pada penguasaan konsep dan logika. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah, salah satunya menyertakan soal-soal tipe HOTS dalan Ujian Nasional. Dengan tipe ini, peserta didik diharapkan kedepannya tidak gagap dalam mempelajari ataupun menerapkan ilmu baru, terutama terkait dengan teknologi
Kedua, menerapkan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif dengan berbasis teknologi . Seorang guru dituntut untuk mampu menguasai dan menerapkan teknologi, terutama teknologi informai dalam kegiatan pembelajaran. Era revolusi industri 4.0 identik dengan perpaduan dari berbagai kemajuan teknologi, oleh karena itu sejak dini peserta didik perlu diperkenalkan minimal cara penggunaan aplikasi teknologi seperti computer, system android (hanphone) untuk kepentingan kegiatan belajar mengajar.Hal ini secara tidak langsung akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk akrab dengan teknologi bahkan memotivasi mereka untuk mempelajari lebih lanjut, seperti, penggunaan aplikasi dalam bidang lain, dasar program dan cara kerja alat tersebut.
Ketiga, selalu mengupdate terhadap perkembangan teknologi terkini. Dunia teknologi yang selalu flexibel, inovatif dan variatif dalam hitungan hari perlu diimbang dengan usaha guru untuk mengetahui atau memahaminya. Dengan mengetahui situasi teknologi maka dalam kegiatan pembelajaran mampu menyesuaikan model dan metode pengajaran terkini.
Dengan mengimplementasikan kurikulum 2013 dan didukung dengan ketiga strategi di atas, seorang guru telah siap untuk mengasah dan mempersiapkan generasi yang mampu beradaptasi di era revolusi industry 4.0. Generasi yang mampu melihat era tersebut sebagai peluang dan tantangan, sebagai bekal untuk kehidupan kelak yang berguna bagi masyarakat dan bangsanya.